Hallo! abis nemu puisi bagus yang sesuai banget sama kondisi hati gue saat ini. puisi ini diambil dari account line Kumpulan Puisi yang ditulis oleh Arthamevia, Desember 2016. begini puisinya..
Bulan..
untuk kesekian kalinya aku rindu padanya..
Pada ia, yang selalu menjadi penyemangatku terdahulunya..
Bulan...
Aku merindukannya..
bagaikan dirimu dengan sang matahari..
yang jarang sekali bertemunya,,
Tak lupa kuucapkan namanya di sekunjung doa..
Bulan..
kuharap kau tak bosan mendengar ceritaku ini..
Cerita di masa lalu, yang hanya menjadi kenangan untuk saat ini..
Dengan cara melihat fotonya, begitulah caraku untuk mengenangnya..
Bulan..
tolong beritahu padanya, bahwa aku sangat merindukannya..
dan aku hanya ingin mengucap maaf padanya, karna dulu aku meninggalkannya...
terimakasih :)
Friday, December 2, 2016
Friday, May 20, 2016
Memeluk Seluruhmu
Hai! Gue baru aja nemu puisi yang baguuus banget dari account Line nya Kumpulan Puisi. Puisi ini ditulis sama Pringadi. Penasaran? begini puisinya... WARNING! Ini bikin baper :p
Aku ingin memeluk seluruhmu
Dirimu yang lebih luas dari seluruh nama
Kedua lenganku yang tak terbiasa mengukur dunia
Kelilingnya telah diaku oleh Colombus, menemukan dunia baru
Tempat orang-orang lari atau mencari kesunyian
Dunia baruku adalah kamu, tetapi seluruhmu di luar nalarku
Aku tak bisa berpikir jernih
sungai musi, sungai kapuas, sungai bengawan
diberi tawas setempayan masih sekeruh ingatan
Sampai aku merasa khianat
Sampai aku mengusir sepenuh kalimat
yang diciptakan daun-daun merah kemarin
Disematkan cicit-cicit burung sriti muda yang terbang setinggi-tingginya
Aku ingin memeluk seluruhmu
Seperti lengan sayap burung itu ketika hendak memeluk langit...
Aku ingin memeluk seluruhmu
Dirimu yang lebih luas dari seluruh nama
Kedua lenganku yang tak terbiasa mengukur dunia
Kelilingnya telah diaku oleh Colombus, menemukan dunia baru
Tempat orang-orang lari atau mencari kesunyian
Dunia baruku adalah kamu, tetapi seluruhmu di luar nalarku
Aku tak bisa berpikir jernih
sungai musi, sungai kapuas, sungai bengawan
diberi tawas setempayan masih sekeruh ingatan
Sampai aku merasa khianat
Sampai aku mengusir sepenuh kalimat
yang diciptakan daun-daun merah kemarin
Disematkan cicit-cicit burung sriti muda yang terbang setinggi-tingginya
Aku ingin memeluk seluruhmu
Seperti lengan sayap burung itu ketika hendak memeluk langit...
Thursday, April 28, 2016
Engkaulah keheningan yang hadir sebelum segala suara
Engkaulah lengang tempatku berpulang
Bunyimu adalah senyapmu
Tarianmu adalah gemingmu
Pada bisumu, bermuara segala jawaban
Dalam hadirmu, keabadian sayup mengecup
Saput batinku meluruh
Tatapmu sekilas dan sungguh
Bersaama engkau, aku hanya kepala tanpa rencana
Telanjang tanpa kata-kata
Cuma kini
Tinggal sunyi
Dan, waktu perlahan mati
Dikutip dari novel "Partikel" karya, Dee Lestari
Subscribe to:
Posts (Atom)