Engkaulah kilatan cahaya yang menyapulenyapkan segala jejak dan bayang
Engkaulah bentangan sinar yang menjembatani jurang antara duka mencinta dan bahagia terdera
Engkaulah terang yang kudekap dalam gelap saat bumi bersiap diri untuk selamanya lelap
Andai kau sadar arti pelitamu
Andai kau lihat hitamnya sepi di balik punggungmu
Tak akan kau sayatkan luka demi menggarisi jarakmu dengan aku
Karena kita satu
Andai kau tahu...
Dikutip dari novel "Petir" by Dee Lestari
Tuesday, September 1, 2015
Thursday, August 27, 2015
Engkaulah gulita yang memupuskan segala batasan dan alasan
Engkaulah penunjuk jalan menuju palung kekosongan dalam samudra terkelam
Engkaulah sayap tanpa tepi yang membentang menuju tempat tak bernama, tetapi terasa ada
Ajarkan aku
Melebur dalam gelap tanpa harus lenyap
Merengkuh rasa takut tanpa perlu surut
Bangun dari ilusi, tetapi tak memilih pergi
Tunggu aku
Yang hanya selangkah dari bibir jurangmu
by. Supernova (Akar)
Engkaulah penunjuk jalan menuju palung kekosongan dalam samudra terkelam
Engkaulah sayap tanpa tepi yang membentang menuju tempat tak bernama, tetapi terasa ada
Ajarkan aku
Melebur dalam gelap tanpa harus lenyap
Merengkuh rasa takut tanpa perlu surut
Bangun dari ilusi, tetapi tak memilih pergi
Tunggu aku
Yang hanya selangkah dari bibir jurangmu
by. Supernova (Akar)
Monday, August 17, 2015
Bolivia, 2003
Kini Gio percaya.
Hati dapat berdenting membentuk harmoni mayor sempurna yang manis di kuping tanpa perlu buka suara atau memetik gitar
Dawai terakhirnya, yang berbunyi tipis tinggi tetapi menggenapi, telah terpetik
Seseorang tak pernah tahu apa yang ia rindukan sampai sesuati itu tiba di depan mata
Seseorang tak pernah menyadari ketidaklengkapan hingga bersua dengan kepingan dirinya yang tersesat dalam ruang waktu
Gio pernah membacanya entah di mana, atau ia pernah mendengarnya dalam sebuah percakapan entah dengan siapa, yang jelas kini Gio percaya.
-Dikutip dari novel Akar, Karya Dee Lestari
Hati dapat berdenting membentuk harmoni mayor sempurna yang manis di kuping tanpa perlu buka suara atau memetik gitar
Dawai terakhirnya, yang berbunyi tipis tinggi tetapi menggenapi, telah terpetik
Seseorang tak pernah tahu apa yang ia rindukan sampai sesuati itu tiba di depan mata
Seseorang tak pernah menyadari ketidaklengkapan hingga bersua dengan kepingan dirinya yang tersesat dalam ruang waktu
Gio pernah membacanya entah di mana, atau ia pernah mendengarnya dalam sebuah percakapan entah dengan siapa, yang jelas kini Gio percaya.
-Dikutip dari novel Akar, Karya Dee Lestari
Subscribe to:
Posts (Atom)